Memuat...
Nara sumber: Truman Sirait
Tokoh Adat Batak Marga Sirait se-Jabodetabek/Banten
 
Filosofi Beringin Nommensen Menurut Tokoh Adat
                                                                                                
            Beringin dalam bahasa batak adalah Hariara (Baringin), yang pada dasarnya menggambarkan pohon besar yang mempunyai makna dalam kehidupan manusia dan menyempurnakan ekosistim alam semesta ciptaan Allah Maha Besar.

            Pohon beringin sejenis pohon yang besar dan kuat. Beringin yang tumbuh pada alam bebas belum pernah kita tahu ada yang mati kekeringan atau penyakit tumbuhan yang lain, sangat jarang pohon beringin patah dan tumbang, karena akar yang dimiliki sangat menopang pohonya yang menjulang tinggi. Pohon beringin di tanah suku bangso batak biasanya di tanam di Holang-holang ni huta atau di Harbangan ni huta (Gerbang pintu masuk perkampungan)

            Hariara (Beringin) merupakan pohon yang masuk salah satu property pelaksanaan adat Batak pada saat acara pemberangkatan seseorang orangtua yang meninggal dengan lanjut usia memliki gelar “Saurmatua”. Sebutan kepada orang yang meninggal disebut Saurmatua adalah, orangtua yang telah memilki keturunan anak laki-laki dan anak perempuan serta memiliki cucu bahkan cicit. Juga dianya menikmati suka cita dalam hidupnya, kekayaan dan ketokohannya menjadi panutan bagi masyarakat sekitar dan kepada para generasi.

            Pelaksanaan adat  batak pada acara kematian Saurmatua, pohon Beringin salah satu yang utama di butuhkan melengkapi Sanggul Marata yang disebut Duhut-duhut si Jagaron. Adapun kelengkapan property dimaksud ada 7 jenis:
1. Beringin – melambangkan Kesatuan dan Banyak Keturunan
2. Pokki – jenis kayu besar kuat sejenis ketangguhan pohon Damar, melambangkan keteguhan Iman kepad Tuhan dan penuh Harapan.
3. Padi – Melambangkan Kekayaan atau kemakmuran
4. Sanggar – melambangkan ramah Lingkunan
5. Silinjuang – melambangkan Kerinduan
6. Ompu-ompu
7. Ampang – ukuran atau tempat property Sijagaron (Beringin dan yang lainya).

Beringin Nommensen
            Saat ini kehadiran sebuah sebutan untuk situs sejarah penginjilan di tanah suku bangso batak “Beringin Nommensen” yang konon dalam sejarah perjalanan salah seorang missionary agama Kristen DR IL Nommensen berkebangsaan Jerman yang di utus kongsi Mission Barmen, Kongsi Mission Barmen yaitu kerjasama antara Negara Jerman dan Belanda.

            Pohon Beringin Nommensen masih berdiri kokoh sampai saat ini di Sait ni Huta komplek Huta Dame Tarutung Tapanuli Utara dan diperkirakan umur pohon tersebut sudah lebih 200 tahun. Pada akhir tahun 1864 (Buku Parsorion DR IL Nommensen cetakan 1921 oleh JT Nommensen) bahwa Nommensen pertama sekali ke Sait Ni Huta Tarutung akhir tahun 1863, lalu berangkat lagi ke Parausorat Tapsel lalu kembali lagi ke Sait ni Huta tahun 1864, dan pada saat itulah sekitar pohon Hariara (Beringin) yang ada di huta Sait ni Huta, di manfaatkan oleh Nommensen sebagai Partungkoan (Tempat Berkumpul para Raja dan masyarakat kampung) mengajarkan ilmu pengetahuan dan memberitakan Injil.
           
            Dari situ bahwa beringin Nommensen sudah menunjukkan bahwa pohon Beringin memiliki jenis pohon yang mempunyai karakter kaya akan manfaat kepada kehidupan dan interaksi kehidupan manusia.

            Kini pohon beringin yang ada di sait ni huta Tarutung di kembang biakkan oleh salah seorang Artis/Seniman dan Musisi Otodidak Yamaro Sitompul. Hal ini bukan semata-mata hanya coba-coba untuk mengembangkan atau membibitkan untuk kepuasan pribadinya, namun jauh melebihi apa yang di pikirkan sesamanya.

            Dianya berkarya dengan gigih apa yang dapat ia kerjakan dia serius berkreasi dengan tujuan berguna untuk Umat manusia, sama halnya dengan beliau mencipta lagu dan menyanyi di atas panggung hanya untuk menyenangkan hati Orang terlebih Tuhanya.

            Kembali pada sifat pohon beringin, bahwa Beringin Nommensen adalah bagian dari berbagai jenis beringin lainya. Beringin tumbuh cepat dan besar, mempunyai akar yang subur. Pohon beringin belum ada ceritanya cabang dan ranting-rantingnya di tumpangi oleh “Benalu”. Beringin biasanya bersih dari tumpangan tumbuhan Benalu. Buah beringin bila sudah matang bisa dimakan rasanya manis dan daun beringin Nommensen bisa dimakan. Jenis pohon beringin, tumbuhan penyimpan air yang banyak dan memproduksi oksigen, juga daunnya rindang sangat sejuk untuk tempat berteduh.

            Dengan demikian, begitu juga keghidupan manusia yang ber keluarga, bahwa kehidupan yang hakiki adalah keluarga yang terlepas daru berbagai masalah yang dapat merusak keutuhan sebuah keluargannya Tuhan. Keluarga yang telah di persatukan Tuhan harus terhindar dari beban (Masalah) yang memberatkan dari pihak-pihak ketiga perusak rumah tangga.

            Beringin Nommensen adalah sebagai symbol kerukunan rumah Tangga atau persekutuan umat. sehingga dengan itu, setiap yang memahami karakteristik pohon beringin Nommensen dan sejenisnya, pasti memiliki kekuatan Iman untuk melakoni kerukunan itu dalam keluarga dan berkumpul bersama-sama anak-anak Tuhan dalam persekutuan. Setiap yang memahami arti indahnya kebersamaan yang terhindar dari noda-noda beban kehidupan itu, maka dengan itu, Tuhan pun senang untuk memberkati menopang kesejahteraan bersama.

            Beringin Nommensen akan menjadi symbol Kerukunan dan kemakmuran. Karena Beringin Nommensen bukan semata-mata dilihat dari bentuk fisik pohonnya. Namun, nama Pohon Beringin Nommensen memiliki arti dan nilai sejarah tersendiri karena dibawah pohon atau pekarangan Beringin Nommensen di ciptakanya menjadi Partungkoan (Tempat Ngumpul) disanalah awal penginjilan di tanah Batak oleh DR IL Nommensen.

            Bagi yang melihat dan memiliki Beringin Nommensen, dia pasti mengingat perjuangan Nommensen di Tanah bangso Batak dalam menyebarkan Injil. Sehingga Beringin Nommensen menyimpan makna sejarah Injil.

            Disamping itu pula, Beringin Nommensen kalau dilihat dari fisik pohonya yang kekar dan unggul menampung air dan memproduksi air, tumbuhan ini adalah diperkirakan sejenis tumbuhan yang unggul menghijaukan Alam Semesta ciptaan Allah Maha Besar.

            Demikian penuturan Truman Sirait kepada team riaubangkit.com. dianya adalah salah seorang Tokoh Adat Batak marga Sirait Se Jabodetabek/Banten, tinggal di Bekasi, beliau lahir di Lumban Lintong Porsea,13 September 1966,(Tobasa).

                                                                     (rbc)riaubangkit.com    2 Maret 2016. 

0 komentar

Posting Komentar



BERINGIN NOMMENSEN EKSPOSE

BIBIT BERINGIN NOMMENSEN


YAMARO SITOMPUL


BERSAMA KELUARGA



BORU TOMPUL