Memuat...
Penanaman Beringin Nommensen 
di Komplek Gereja HKBP Pangaloan Pahae

            Gereja HKBP Pangaloan Pahae, Tapanuli Utara adalah gereja Tertua yang pertama sekali di Ojakhon Juli 1862 oleh Pdt. G Van Asselft (Warga Belanda), pendeta senior daripada IL Nommensen. gereja pertama ini di Ojakhon setelah rapat empat pendeta di Sipirok Tapanuli Selatan 1861.

            Menurut cerita, tahun 1857 tuan pendeta G Van Asselft sudah menempati pos di Sipirok Tapanuli Selatan, namun dikarenakan Tapanuli selatan masyarakatnya sudah lama lebih dulu menganut agama Muslim, akhirnya Van Asselft pun belum bisa mendirikan gereja. Sampai Tahun 1861 di saat pendeta terdesak di Borneo Pulau Kalimantan karena peperangan yang sengit terjadi di sana, sehingga pimpinan Misionari dari Eropa menyarankan agar lari pindah berlayar ke Pulau Sumatera tepatnya Padang Sumatera Barat menyusul rekan pendeta mereka Tuan Van Asselft yang pada waktu itu sudah bermukim di Sipirok.

            Setelah mereka bertemu di Sipirok, mereka mengadakan rapat pembagian tugas dan berpencar untuk menyebarkan agama Kristen di Tanah Batak. Karena di Tapanuli Selatan sudah rata-rata menganut agama Islam, meraka tidaklah mendirikan gereja pada waktu mereka rapat tahun1861 itu.

            Setelah Pdt. Van Asselft dan Pdt. Heine bertugas menelusuri tanah batak arah Utara melalui Pahae dan Pdt. Klemmer dan Pdt. Batz menyebar di Tapanuli Selatan. Pada bulan July 1862, baru Pdt. Van Asselft yang dibantu sahabatnya saudagar dari Pangaloan marga Gultom dan Marga Nainggolan Menantu Marga Sitompul yang ada di Bariba ni Aek Pangaloan Pahae, dulunya mereka sering bertemu di Sidempuan bersama Pdt. Van Asselft sewaktu di Sidempuan. 

            Dengan bantuan mereka berdua membantu Pdt. Van Asselft dari Sarulla (Tempat ia sementara, karena di Sarulla Juga masyarakatnya sudah banyak menganut agama Islam, sehingga ia tidak memaksakan mendirikan Gereja disana). Gultom membawa Pdt. Van Asselft menhadap hula-hulanya marga Sitompul.

            Berkat tingginya nilai Dalihan Na Tolu, Manat Mardongan Tubu, Somba Marhulahula, Elek Marboru, sehingga permintaan Gultom kepada hula-hulanya Raja Sitompul agar kiranya tuan Pdt. Van Asselft diterima di desa tersebut dan memberikan sebidang tanah untuk didirikannya Gubuk tempat temanya Gultom  berteduh, dengan baik hati kepada pamoruonya Gultom, sehingga Raja Sitompul Lumban Toruan yang berada di bariba ni Aek Godang Pangaloan memberikan lahan untuk membuat Gubuk di Pinggir Sungai Batang Toru.

            Setelah mendirikan Gubuk, di situlah awal Pdt. Van Asselft mulai melayani dengan mengobati warga Sitompul yang sakit, mengajarkan Ilmu pengetahuan dan mengajarkan Injil. Dan pada bulan Juli 1862, Pdt. Van Asselft mangojakhon Gubuknya itu menjadi Gereja.

            Di tahun yang sama 1862, tuan Pdt. Heine tiba di Sigompulon Pahae Julu tepatnya di desa Lumban Dolok Sigompulon. Di sana Heine menghadap kepada Raja huta di sana yaitu Ompu Huta Raja Sitompul (Ompungnya Yamaro Sitompul). Pada saat itu pomparan Ompu Huta Raja Sitompul Lumban Dolok Saorniaji, memberikan sebidang tanah untuk didirikan oleh Pdt. Heine Gubuk tempat ia berteduh. Dengan bijaksaannya tuan Heine menemani anak dari pada pomparan Ompu Hutaraja dan mengajarinya ilmu pengetahuan dan Injil, sehingga pada bulan Oktober 1862 Tuan Pdt. Heine mangojakhon gubuknya itu menjadi Gereja tempat ia mengajarkan Firman Tuhan. Itulah sampai saat ini Gereja HKBP Sigompulon gereja nomor Dua Tertua di Tanah Batak.

            Setelah tahun 1863 akhir, Nommensen tiba di Pahae Sigompulon bertemu dengan seniornya Pdt. Heine.

            Setelah IL Nommensen dan tuan Heine ketemu, lalu mereka berangkat ke Pangaloan Pahae ketemu dengan seniornya tuan Pdt. Van Asselft. Mereka bertiga berangkat ke Parau Sorat Tapanuli Selatan bergabung dengan Pdt. Klemmer dan Pdt. Batz mengadakan rapat membagi tugas kepada IL Nommesnen dan dia ditugaskan menyebarkan agama Kristen ke Rura Silindung Tarutung, dengan petunjuk Pdt. Van Asselft dan Pdt. Heine, raja-raja mana yang bisa ditemui oleh Nommensen. Karena Van Asselft dan Heine sudah penah berkunjung ke Rura Silinding Tarutung sebelum Nommensen Tiba di Tanah Batak.

            Gereja HKBP Pangaloan adalah gereja Yamaro Sitompul, yang pada tanggal 26 Desember 1965 Yamaro Sitompul dibaptis di gereja tertua ini oleh Pdt. LT Simanjuntak,STh pada saat menulis tulisan ini, beliau amang pendeta Pdt. LT Simanjuntak,STh masih sehat dan beliau anggota Lansia di HKBP Tebet Jakarta Selatan.

            Di Pargodungan gereja HKBP Pangaloan ini Yamaro Sitompul bersekolah SMP HKBP Pangaloan tahun 80-an, guru-guru yang masih sehat sampai surat ini saya tulis antara lain Pdt. Baharuddin Silaen,MSi (Redaksi Majalah Suara HKBP Distrik Jakarta,Dosen UKI,dosen UV Mercubuana), Pdt. Togar Siregar ,STh. Pendeta di Medan dan Gr Pasihar Hutabarat (Pak PH-si Ganjang) di Silangkitang Pangaloan Pahae.

            Pada tanggal 9 Januari 2016, Yamaro Sitompul  bersama pendeta Sidabutar pendeta Resort HKBP Pangaloan, menanam Beringin Nommensen di pekarangan Gereja sebanyak 4 batang.

            Gereja Hkbp Pangaloan Pahae dalam tahap pembangunan dengan nilai 3.6 miliar. Hal ini terjadi karena bangunan Gereja HKBP Pangaloan yang lama rusak berat setelah di guncang Gempa Pahae pada tahun 2011.

                                                                                                (Yamaro)

0 komentar

Posting Komentar



BERINGIN NOMMENSEN EKSPOSE

BIBIT BERINGIN NOMMENSEN


YAMARO SITOMPUL


BERSAMA KELUARGA



BORU TOMPUL